Kasus Dugaan Keracunan di SMPN 2 Kalianda: Pihak Dapur Bungkam, SPPG Belum Miliki SLHS

Lampung Selatan,- Pasca insiden yang dialami beberapa siswa SMPN 2 Kalianda yang diduga keracunan saat menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu kemarin, RSUD Bob Bazar menyampaikan bahwa hasil diagnosa menunjukkan para siswa mengalami nyeri lambung. Hal tersebut disampaikfan Humas RSUD Bob Bazar, Ilhamudin, pada Kamis, 4 Desember 2025. Namun pihak rumah sakit tidak menjelaskan secara detail apakah kondisi tersebut disebabkan oleh makanan atau faktor lain. Sore tadi ke 4 siswa yang sebelumnya mendapatkan perawatan, sudah dipulangkan

“Hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa empat pasien ini mengalami nyeri lambung. Namun penyebabnya tidak kami lakukan karena butuh uji laboratorium, yang jelas kami tidak menemukan indikasi keracunan.”, ujar Ilhamudin.

Arif, salah satu siswa SMPN 2 yang mengalami kejadian, sempat menceritakan kronologi kejadian kepada media di ruang rawat anak RSUD Bob Bazar Kamis kemarin. Ia mengungkap saat menyantap menu yang disajikan, ia melihat darah pada telur sehingga membuatnya mual dan muntah.

“Waktu saya makan telur dan tahu yang dicetak menyerupai bunga, saya lihat ada darah di potongan yang tersisa. Jadi saya ludahkan yang ada di mulut, lalu saya mual dan muntah,” jelas Arif.

Berbeda dengan Arif, siswa lain menyampaikan bahwa telur yang disajikan berlendir. Hal tersebut diungkapkan wali murid bernama Ita, yang memperoleh pengakuan langsung dari anaknya. Ita berharap pihak penyedia makanan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas penyajian menu.

Meski pihak rumah sakit menyatakan tidak ada indikasi keracunan, namun pengakuan para siswa mengenai kondisi menu MBG dinilai perlu ditindaklanjuti.

Diketahui, Dinas Kesehatan Lampung Selatan telah membentuk tim investigasi untuk menindaklanjuti insiden di SMPN 2 Kalianda. Tim tersebut turun ke sekolah sejak laporan diterima, mengamankan sampel makanan dan minuman, sekaligus memulai investigasi bersama pihak kepolisian. Sampel tersebut langsung dikirim ke UPTD Laboratorium Provinsi Lampung untuk memastikan penyebab keluhan para siswa. Hasil uji laboratorium diperkirakan keluar dalam waktu 7 hingga 12 hari.

Penyaluran MBG ini berasal dari Dapur MBG Yatty Catering. Sayangnya, hingga berita ini ditayangkan, belum ada konfirmasi dari pihak dapur MBG, baik pemilik dapur maupun Kepala Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), Shifa. Ketika dikunjungi pada Kamis siang, Shifa mengarahkan jurnalis untuk bertemu dengan Kepala Yayasan yang menaungi dapur itu, yang disampaikan melalui seorang staf yang saat itu berada dilokasi dapur.

Pagi tadi media kembali mendatangi Dapur MBG Yatty Catering di Jalan Indra Bangsawan, Komplek Pemda Lamsel, namun tetap tidak berhasil menemui Shifa maupun pemilik dapur. Hanya Doni, asisten lapangan dapur MBG, yang dapat ditemui. Ia menyampaikan bahwa Shifa belum bisa ditemui dikarenakan sedang mendampingi audit BGN pusat. Dan dari pengakuan Doni juga bahwa SPPG Kalianda Way Urang 1belum memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).

“Ya Pak, kalau SPPG Kalianda Way Urang 1 memang belum memiliki SLHS. Tapi Yatty Catering sudah ada,” ujarnya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan informasi dari Kepala Bidang Perizinan pada DPMPPTSP Lampung Selatan, Asnawi. Ia menyebut, dari sekian banyak SPPG di Lampung Selatan, baru satu yang memiliki SLHS, yaitu SPPG di Kecamatan Jati Agung.

“Sampai hari ini, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang ada di Lampung Selatan baru SPPG di Kecamatan Jati Agung yang sudah mengantongi sertifikat SLHS,” jelasnya.

Asnawi menambahkan bahwa teknis pengurusan SLHS berada pada Dinas Kesehatan. Setelah Dinkes melakukan pemeriksaan dan tugasnya, mereka akan mengeluarkan rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu untuk penerbitan sertifikat tersebut. (Ar.mcl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *