Bandar Lampung, (Aktuallampung.com) – Program unggulan petani berjaya gagasan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi ternyata mendapat sentimen negatif dari masyarakat, hal ini karena tak berbanding lurus dengan kondisi real di lapangan.
Tak hanya menjadi atensi atau evaluasi menyeluruh, namun sentimen ini membuat ‘porak-poranda’ Gubernur Lampung dimasa akhir jabatan karena dikupas habis diberbagai media lokal.
Bahkan kekinian, media yang sejak awal masa kampanye mendampingi arinal telah berani speak-up akibat tidak baiknya pengelolaan informasi oleh dinas Kominfo.
Semua serba berkaitan, meski hanya kesalahan satu OPD, namun sangat berpengaruh dalam kinerja Gubernur, meski tidak overal namun cukup membuncah publik. Terlebih ditahun politik jelang pilkada.
Satu berita terbaru soal ribuan hektare lahan sawah terendam banjir. Akibatnya komitmen dan Program unggulan Gubernur Arinal soal program Kartu Petani Berjaya ditagih masyarakat.
Hujan deras yang mengguyur tanah lampung sepanjang Februari 2024 seolah menjadi bulan yang kelam bagi para petani. Karena berakibat pada ancaman gagal panen ribuan hektare sawah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung sudah memetakan total luasan sawah yang berisiko terpapar banjir adalah 74.095 hektare.
“Dari data yang kami miliki, setidaknya ada 6 (enam) kabupaten yang terdampak banjir seperti Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Barat, Mesjui dan Tulang bawang,” begitu kata pengacara Rakyat Wahrul Fauzi Silalahi, Selasa, 05/03/04.
Wahrul Fauzi menegaskan bagaimana komitmen garansi/asuransi yang ada dalam program unggulan gubernur lampung.
“Dalam konteks saat ini, Apakah pemprov akan memberikan bibit dan pupuk terhadap petani yang terdampak. Kapan gubernur akan turun melihat lapangan?” misalnya.
Wahrul juga menjelaskan bahwa banyak petani yang mengeluhkan terkait susahnya mendapatkan pupuk.
“Saya mendapatkan informasi bahwa petani masih kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi,” jelasnya.
Ada juga petani yang sawahnya baru ditanam dan baru diberi pupuk, lalu terkena banjir. Ini kan perlu segera disikapi?
WFS kemudian mempertanyakan Program unggulan Kartu Petani Berjaya Gubernur lampung.
“Tujuan dari program pertani berjaya ini kan untuk kesejahteraan petani, lalu bagaimana realisasinya selama kurang lebih 4 tahun ini?,” ungkap wahrul mempertanyakan.
Sehari pasca turunnya berita ini, Lampung lansung geger, seakan muncul label baru di tengah masyarakat bahwa program Petani Berjaya hanya isapan jempol belaka?
Entah karena dinas atau pihak terkait yang di atensi Gubernur memantapkan program tersebut tidak mumpuni atau keterbatasan anggaran, entah juga. Namun apapun itu tidak memuliakan cerita paripurna akhir jabatan Gubernur Arinal-Nunik.
Beberapa hari kabar tersebut dilansir media, pihak terkait seperti dinas Kominfo Pun tak berniat melakukan klarifikasi publik atau memberikan penjelasan pada publik.
Ada juga harapan pesimis pengelola media bahwa itu vital itu tak mampu diatasi kepala dinas Kominfo saat ini.
Sebab dinas tersebut diduga sedang ‘sibuk’ memangkas kerjasama media yg sudah bertahun-tahun menjadi etalase kinerja Gubernur Lampung di berbagai media.
Akankah ‘serangan’ partai politik melalui legislatifnya akan entas dengan satu topik ini saja, atau justru berikutnya akan lebih bertubi-tubi?
Apapun itu, yang jelas media hanya menempatkan porsinya, yakni menjadi jembatan informasi yang hanya digunakan untuk kepentingan publik, agak ragu rasanya akan banyak mengutip pembelaan Gubernur sebab ia juga diragukan akan ‘membela’ media.
Desclaimer: informasi ini tidak bermaksud menuding satu pihak, informasi akan di running, bila ada pihak yang ingin memberikan klarifikasi dan hak jawabnya dipersilakan, dan redaksi menerina itu, tentu melalui saluran yang benar, sesuai etika jurnalistik dan regulasi pers.
Red