Mak Jelas, Dua Tahun Kepemimpinan Sutopo Carut Marut, Pihak Dinas Perlu Evaluasi Hal Ini

Lampung Selatan — Miris, sekolah favorit di Ibukota Kalianda Kabupten Lampung Selatan dua tahun berturut-turut dalam penerimaan siswa baru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kalianda selalu menimbulkan kontroversi.

Betapa tidak, sekolah yang dipimpin Sutopo ini pada tahun ajaran baru 2024/2025 dalam pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang dipajang panitia SMPN 1 Kalianda diduga sengaja memasukan Desa Hatta Kecamatan Bakauheni dalam sistem Zonasi.

Bukan hanya itu, karena kelalaian panitia, sehingga terjadilah komplen yang akhirnya kuota siswa baru ditambah, bahkan banyak puluhan wali murid dimintai dana untuk membeli mublair (kursi dan meja) sebesar Rp500 ribu persiswa.

Sementara tahun 2025, kontroversi kembali terjadi pada tanggal 24 Juni 2025 lalu terlihat jelas pada papan pengumuman Sistem Penerimaan Murid Baru (SPBM) SMPN 1 Kalianda dari ratusan yang diterima panitia ada beberapa nama dan nomor ganda hingga 3 orang.

Namun sayang, pada saat pengumuman tidak ada satupun guru, panitia disekolah, sehingga banyak calon wali murdi hendak komplain dan protes tidak bisa.

Bahkan beberapa media mencoba menggubungi baik ketua panitia Asmuni dan Kepala SMPN 1 Kalianda Sutopo melalui telfon selulernya, kompak dalam keadan tidak aktif.

Akibatnya, banyak ratusan calon siswa yang hendak mengenyam pendidikan di SMPN 1 Kalianda pupus dan merasa terdzholimi oleh panitia, karena banyak siswa/siswi berprestasi dan rangking tidak masuk daftar pengumuman.

“Anak saya enggk masuk pak, karena masuk seleksi lewat jalur prestasi non akademik, bukan anak saya saja sih. Banyak juga calon siswa yang lain memilih jalur itu tidak jebol, mungkin banyak faktor pertimbangan para guru penyeleksi sehingga banyak yang tidak masuk di jalur itu,” ungkap Santi dikutip dari media Lampungpro.co.

Dengan tidak diterima anaknya tersebut, Santi merasa Kecewa dan terpaksa memasukan anaknya kesekolah lain.

“Kecewa sih pak, tapi ya harus bagaimana, anak kita mesti tetap bersekolah dan musti akan daftar ke SMP lainnya. Santi berharap pihak sekolah kedepan bisa lebih ketat, intens melakukan test di jalur prestasi non akademik, sebab di jalur ini hanya dilihat dari piagam atau sertifikat saja, dan tidak ada tes dijalur ini,” jelasnya.

Sementara Al, orang tua dari siswa peringkat 2 akademik di MIN Kalianda 1 Lamsel menyatakan kekecewaannya. Pasalnya puteranya yang berprestasi tidak bisa masuk, alasan panitia di jalur prestasi itu koutanya habis.

“Ini hal yg tidak baik kedepannya. Semesti panitia, atau kepala sekolah SMPN 1 Kalianda lebih per dalam menyikapi hal ini. Jangan seolah olah lari dari tangung jawab. Ya gimana enggak demikian, contoh kecil saja, yang stembay disekolahan pada saat pengumuman ini berlangsung saja, hanya scurity dan Babinkamtis dan Babinsa yang stembay. Sedangkan petugas atau panitia tidak ada di tempat.

“Jadi bila begini siapa yang bisa dikonfirmasi, hp kepala sekolahnya enggk aktif, boro boro staf lain, semestinya pihak sekolahan mesti aktif dong, dan bisa melakukan klarifikasi bila ada sanggahan dari pihak calon wali siswa,” kata Al.

Al berharap pihak panitia penerimaan siswa baru di SMPN 1 ini lebih transparan dan bisa menerima sanggahan dan mengklarifikasi bila ada orang tua wali siswa mempertanyakan keperluannya.

Hingga berita ini dirurunkan belum ada keterangan resmi baik dari Panitia maupun Kepala Sekolah Sutopo.

Bahkan Senin (14/7/2025) beberapa media hendak konfirmasi, meski kepala sekolah berada diruangan kami diminta menunggu karena ada tamu, namun ketika tamu sudah pulang, selang beberapa menit media menunggu kepsek Sutopo sudah tidak ada dirungan, bahkan kata satpam sudah keluar.

“Bapak baru aja pergi keluar bang,” ujar salah satu security yang berjaga didepan ruangan kepala sekolah. (Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *